Cukup membuat deposit minimal $ 1 ke akun Anda!
Dapatkan kondisi trading terbaik dan penawaran bonus yang menarik! Yuk segera berinvestasi trading forex! di Salma Markets! Dan dapatkan kondisi trading terbaik!
Salma Markets - berinvestasi dalam kemenangan Anda!
Download untuk Windows
Download untuk Android
Download untuk iOS
Deposit
Withdrawal
Daftarkan akun
Buka Akun Live
Login Nasabah
Informasi yang direkomendasikan
Juli 28, 2022
US Dolar sukses mengejutkan banyak orang dengan pelemahan yang terjadi. Padahal banyak orang memprediksi kalau mata uang ini akan mengalami penguatan. Sebenarnya, penurunan ini sendiri tidak terjadi dengan sendirinya.
Kebanyakan ahli mengatakan kalau penurunan ini mengikuti hasil treasury. Sebenarnya, ekonomi AS sendiri tidak berada pada kondisi stabil. Itu karena, ekonomi AS tersebut sedang berkontraksi. Ini bisa terlihat pada data yang keluar di kuartal kedua.
Kontraksi ini tentu menimbulkan banyak spekulasi di kalangan ahli. Bahkan beberapa pihak menyebutkan kalau federal reserve bisa membuat kebijakan baru. Sebelumnya, ada rumor yang mengatakan kalau federal reserve akan menaikkan suku bunga secara signifikan.
Namun dengan kondisi ekonomi AS yang seperti ini, keputusan tersebut dirasa sebagai hal yang tidak relevan. Ada data menarik ketika membandingkan US Dolar dan YEN. Itu karena, US Dolar mencatatkan presentase penurunan harian yang sangat besar.
Coba saja lihat data perbandingan dari bulan Maret 2020. Akan terlihat jelas kalau presentase yang ada merupakan angka terlemah bagi US Dolar.
Penurunan yang dialami oleh US Dolar tidak terjadi dengan sendirinya. Itu karena, penurunan ini selaras dengan pertumbuhan yang dialami AS. Bisa dikatakan, pertumbuhan yang dialami AS sekarang mengalami penurunan signifikan.
Coba saja lihat pada data yang bisa dilihat di treasury AS. Fokuslah ke data imbal hasil dua tahun. Disana akan terlihat jelas ekspektasi suku bunga dari US Dolar. Ternyata kondisinya mengalami pelemahan hingga turun ke titik terendah dalam tiga minggu.
Sebagai perbandingan, coba lihat angka puncaknya. Angka puncak sendiri bisa ditemukan pada hari rabu. Dengan perbandingan tersebut, imbal hasil dua tahun sudah mengalami penurunan hingga 24 basis poin.
Coba saja lihat produk data domestik yang ada di hari kamis. Terlihat jelas kalau data tersebut memperlihatkan penurunan. Penurunannya sendiri mencapai 0,9 persen di kuartal kedua. Pengeluaran konsumen sendiri memang tetap tumbuh.
Hanya saja, pertumbuhan tersebut terjadi dengan sangat lambat. Kondisi terlambat ini bisa terlihat jika meneliti data selama 2 tahun terakhir. Pengeluaran bisnis juga tidak berada pada kondisi stabil. Kondisi pengeluaran bisnis tersebut sekarang sedang berkontraksi.
Ini tentu menjadi berhubungan dengan resesi yang terjadi. Bahkan hal tersebut membuat risiko ekonomi mencapai puncak resesi menjadi semakin tinggi. Jika dibiarkan, masalah ini bisa membesar dan terus berlarut-larut.
Melihat kondisi yang tidak stabil, menteri keuangan AS yaitu Janet Yellen tidak bisa diam saja. Uniknya di hari kamis, Janet sempat mengeluarkan pernyataan menarik. Di waktu tersebut, Janet memang tidak mengesampingkan kemungkinan resesi.
Namun Janet tidak mengakui kalau di kuartal kedua ini resesi sedang terjadi. Tentu Janet tidak sembarangan ketika mengeluarkan pernyataan tersebut. Ia merujuk pada data yang sempat dikeluarkan oleh federal reserve.
Federal reserve sendiri memang sempat mengeluarkan data yang berhubungan dengan upaya menaikkan suku bunga. Peningkatannya sendiri mencapai 75 bps. Hal tersebut tentu dilakukan sebagai upaya untuk menekan laju inflasi.
Ketika US Dolar sedang dalam kondisi tidak stabil, hal serupa juga dialami oleh minyak mentah. Itu karena, minyak mentah mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikannya sendiri mencapai 2 dolar per barel.
Menurut informasi yang beredar, kenaikan tersebut terjadi karena laporan persediaan dari Amerika Serikat. Menurut laporan tersebut, persediaan AS sedang mengalami penurunan. Ini membuat kenaikan harga menjadi hal wajar.
Terdapat pernyataan menarik tentang minyak mentah yang sempat dikeluarkan oleh American Petroleum institute. Institusi tersebut menyatakan kalau stok minyak mentah mengalami penurunan yang sangat signifikan.
Bahkan penurunannya sendiri mencapai 4 juta barel. Tentu angka ini sukses mengejutkan para pengamat. Itu karena, angka tersebut empat kali lebih besar dari yang diprediksi para pengamat tersebut.
Perlu diingat, kalau hubungan antara eropa dan Rusia sendiri masih memperumit situasi ini. Itu karena, masih terjadi pemotongan aliran gas dari Rusia ke eropa. Patut diakui, invasi yang sebelumnya dilakukan masih menimbulkan efek jangka panjang.
Patut diperhatikan kondisi ekonomi dunia dalam beberapa tahun ke depan. Itu karena, kondisi yang sekarang terjadi bisa berubah secara signifikan hanya dalam beberapa waktu ke depan. Dalam dunia keuangan, kondisi itu memang umum terjadi.
Salma Team
Tim dukungan pelanggan kami yang berdedikasi siap memberikan dukungan lokal dalam 10 bahasa.