•  

    Terima kasih atas kepercayaan kamuDalam bertransaksi trading forex di Salma Markets!

    Cukup membuat deposit minimal $ 1 ke akun Anda!

    Dapatkan kondisi trading terbaik dan penawaran bonus yang menarik! Yuk segera berinvestasi trading forex! di Salma Markets! Dan dapatkan kondisi trading terbaik!

    Salma Markets - berinvestasi dalam kemenangan Anda!

  • toolbarCollapseOpenAccount_1
  • Salma Kabinet Klien

    • Pengaturan pribadi
    • Akses ke semua layanan Salma
    • Statistik dan laporan terperinci tentang perdagangan
    • Berbagai macam transaksi keuangan
    • Sistem mengelola beberapa akun
    •  Perlindungan data maksimum
  • cabinet_client1

Berita Pasar

Informasi yang direkomendasikan

demo Berita Pasar

IDR Gagal Naik Padahal Sentimen Asing Membaik, Kenapa?

Di minggu kemarin, rupiah berhasil memutus pelemahan beruntun selama 7 pekan lawan dollar Amerika Serikat. Penguatan yang terjadi juga cukup tinggi hingga 1,2% dan menjadi mata uang terbaik urutan ketiga Asia.

Pekan lalu, rupiah mengalami penguatan dan hanya kalah dari yen Jepang serta peso Filiphina yang menguat sekitar 2,1% dan 1,37%. The Fed (bank central Amerika Serikat) cukup agresif meningkatkan suku bunga.

Kenaikan suku bunga tersebut membuat mata uang di Asia jadi terpuruk serta mengalami aksi penjualan. Kurs IDR yang diperjualbelikan antar bank ditutup melemah pada Selasa 2 Agustus 2022.

Hal tersebut dipicu karena adanya kekhawatiran dari para pelaku pasar mengenai ancaman terjadinya resesi global. Rupiah ditutup dengan pelemahan sebanyak 16 poin sekitar 0,11% di posisi 14.889 rupiah per usd.

Jika dibandingkan dengan posisi saat penutupan perdagangan di hari sebelumnya sekitar 14.837 rupiah per dollar. Menurut Lukman Leong, analisis DFCX futures, IDR melemah karena tekanan sentimen risk off market.

Bahkan menurutnya data pada pekan lalu juga masih ada tekanan kepada rupiah. Risk off sendiri merupakan keadaan di mana para investor lebih condong agar menghindari semua risiko.

Namun sebaliknya jika risk on, maka para investor lebih memilih untuk mengambil apapun risikonya. Lukman sendiri mengungkapkan jika kekhawatiran mengenai resesi muncul kembali jika imbal hasil AS turun.

Penurunan ke level paling rendah tersebut setidaknya harus terjadi selama 4 bulan. Namun investor domestik sendiri masih menunggu PDB Indonesia pada jumat nanti dan prediksinya bertahan 5% lebih.

 

IDR Gagal Menguat 

Meskipun di awal perdagangan berhasil menguat meskipun cukup tipis, namun sayangnya rupiah kembali melemah. Berdasarkan data yang ada, kurs idr membuka perdagangan menguat 0,1% dibanding penutupan di awal minggu lalu.

Namun sayangnya tidak lama kemudian, lagi-lagi mata uang garuda malah berbalik arah jadi turun. Sehingga menutup perdagangan pada nilai 14.890 rupiah per dollar AS dan tercatat menurun 0,13%.

Di Indonesia sendiri inflasi terus menanjak, walaupun demikian bank Indonesia tetap tidak ingin meninggikan suku bunga. Perry Warjiyo, gubernur BI mengungkapkan jika tidak harus merespon atas kebijakan the Fed.

Sebab dasar utama dari kebijakan suku bunga sendiri berdasarkan prediksi inflasi inti ke depannya serta keseimbangan pertumbuhan perekonomian. Sehingga suku bunga negara lain naik, Indonesia tidak harus ikut.

Perry juga mengungkapkan apabila BI tidak akan ragu dalam merilis beragam cara agar bisa membuat nilai tukar rupiah tetap stabil. Meskipun kini sedang tertekan karena ketidakpastian dari pasar global.

Terutama pasar yang sumbernya dari Amerika Serikat, BI akan berusaha untuk menjaga ekonomi inflasi dari beragam tekanan. Perry juga mengatakan jika akan memerlukan intervensi atau campur tangan.

Intervensinya dapat terjadi di surat berharga negara atau di pasar spot, namun pastinya tetap melihat bagaimana mekanisme dari market. Sentimen asing terhadap rupiah sebenarnya membaik karena minggu kemarin menguat tajam.

Namun the Fed yang terlalu agresif ketika meningkatkan suku bunganya menyebabkan mata uang Asia justru terpuruk hingga melakukan aksi penjualan. Hal itu terbukti dari survei Reuters selama 2 pekan.

Pemicu Rupiah Melemah

Ibrahim Assuaibi selaku pengamat pasar uang menegaskan jika salah satu bentuk faktor yang memicu mata uang rupiah mengalami pelemahan. Seperti kekacauan perekonomian luar negeri, termasuk naiknya suku bunga di AS.

Apalagi kenaikan suku bunga sendiri didasarkan kepada inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Sebab inti dari inflasi ialah pada permintaan serta penawaran dari para pelaku pasar, jadi tiap negara tidak bisa sama.

Di Indonesia berdasarkan pengamatan, inflasi yang terjadi sekarang ini ialah mengenai indeks harga konsumen berada di 4,94%. Angka tersebut hampir mirip dengan prediksi BI di bulan Juli sebesar 4,89%.

Sementara itu inflasi harga pangan di bulan Juli sendiri 11,47% year on year. Ibrahim juga mengungkapkan jika hal tersebut dikarenakan masalah pada suplai global sehingga menyebabkan harga pangan naik.

Selain itu faktor cuaca serta musiman di Indonesia juga menyebabkan inflasi harga pangan. Inflasi inti yang terjadi di Indonesia menunjukkan permintaan serta penawaran masih cukup rendah.

Inflasi inti bulan Juli di angka 2,86% dan lebih sedikit dari prediksi BI yakni sekitar 2,99%. Prediksi dari Ibrahim untuk perdagangan Rabu, 3 Agustus 2022, IDR ditutup melemah, namun dibuka fluktuatif.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama
bg_custom-support

ic_info 24/5 Dukungan Pelanggan

Tim dukungan pelanggan kami yang berdedikasi siap memberikan dukungan lokal dalam 10 bahasa.