Cukup membuat deposit minimal $ 1 ke akun Anda!
Dapatkan kondisi trading terbaik dan penawaran bonus yang menarik! Yuk segera berinvestasi trading forex! di Salma Markets! Dan dapatkan kondisi trading terbaik!
Salma Markets - berinvestasi dalam kemenangan Anda!
Download untuk Windows
Download untuk Android
Download untuk iOS
Deposit
Withdrawal
Daftarkan akun
Buka Akun Live
Login Nasabah
Informasi yang direkomendasikan
Juni 22, 2022
Harga rupiah terhadap dolar AS masih saja melemah meskipun dolar AS sedang jatuh. Meskipun begitu, kinerja rupiah di minggu ini sudah membaik dibandingkan pada pedagangan minggu lalu.
Hal ini terlihat dari perdagangan yang dilakukan dalam 5 hari di minggu ini. Total dari keseluruhan perdagangan mampu menguat hingga 2 kali, berbeda dengan minggu lalu yang tidak terjadi penguatan.
Pada awal perdagangan nilai rupiah sempat menguat hingga 0,1 persen berada di angka Rp 14.820 per US$. Akan tetapi, angka ini tidak mampu bertahan bahkan dalam satu hari.
Hal ini terlihat dari berbaliknya harga rupiah pada penutupan perdagangan yang melemah di angka Rp 14.835 per US$. Angka ini membuat rupiah melemah sebesar 0,07 pada pasar spot.
Tercatat selama minggu ini emas mengalami pelemahan hingga 0,16 persen. Akan tetapi, angka ini jauh lebih baik dibandingkan perdagangan minggu lalu yang meluncur bebas hingga 1,86 persen.
Adanya kebijakan dari Bank Indonesia atau BI dan bank sentral AS atau The Fed menjadi pengaruh utama rupiah pada minggu ini. Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di angka 3,5 persen.
Disampaikan langsung sebagai pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis kemarin. Akan tetapi, nilai rupiah masih mampu melawan dolar AS sebesar 0,2 persen di angka Rp 14.854 per US$.
Keputusan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia karena adanya inflasi di dalam negeri yang masih terkendali. Selain itu, nilai tukar rupiah yang memiliki pelemahan tidak terlalu besar.
Akan tetapi, BI sendiri sudah memberikan pertanda bahwa suku bunga akan dinaikkan saat inflasi inti mulai menanjak. Hingga bulan Mei inflasi inti masih berada di angka 2,58 persen.
Angka tersebut merupakan titik tengah sasaran inflasi BI yang berada di angka 2-4 persen. Terkait hal ini juga disampaikan oleh Deputi Gubernur BI yang bernama Dody Budi Waluyo.
Menurutnya, BI masih melihat dan memantau pengaruh inflasi ke pangan. Selain itu, BI juga masih memantau pengaruh inflasi ke administered prices dan langkah untuk menjaga confidence masyarakat.
Menurut Dody, BI sudah siap untuk menyesuaikan kebijakan suku bunga jika terdapat tanda-tanda kenaikan inflasi inti. Sementara itu, The Fed juga menegaskan komitmen untuk menurunkan inflasi.
Hal ini dilihat dari komitmen The Fed untuk menaikkan suku bunga menjadi lebih agresif. The Fed yang menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5 persen hingga 1,75 persen.
Ketua The Fed bernama Jerome Powell mengatakan kenaikan suku bunga sekitar 50 hingga 75 basis poin pada bulan berikutnya. Diperkirakan hingga akhir tahun berada di 3,25 persen hingga 3,5 persen.
Powell memberikan testimoni pada Kongres AS dan ia masih optimis kondisi perekonomian AS sudah membaik. Selain itu, pasar tenaga kerja yang ketat dan demand yang masih tinggi juga berpengaruh.
Kekhawatiran terhadap resesi membuat minyak mentah terus merosot. Hal ini dikarenakan permintaan terhadap minyak mentah yang juga menurun, tetapi bisa menjadi sentiment positif bagi rupiah.
Harga minyak Brent turun sebesar 1,7 persen ke angka US$ 110.05 per barel. Sementara itu, sebelumnya selama dua pekan ambrol lebih dari 10 persen pada perdagangannya.
Sementara itu, kondisi Minyak West Texas Intermediate atau WTI memiliki kondisi yang lebih parah. Pada perdagangan Kamis WTI turun hingga 1,8 persen ke angka US$ 104,27 per barel.
Adanya penurunan harga mentah membuat beban impor Indonesia menjadi menurun. Karena hal itulah tekanan bagi pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar semakin berkurang serta inflasi bisa terjaga.
Dengan adanya nilai inflasi yang terjaga, membuat daya beli masyarakat bisa semakin menguat. Kondisi ini bisa dijadikan momentum dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia berlanjut menjadi lebih baik.
Kondisi inflasi yang tetap terjaga akan membaut BI memiliki ruang dalam mempertahankan suku bunga lebih lama lagi. Hal ini akan membuat perekonomian menjadi lebih terpacu dan membaik.
Karena hal itulah nilai mata uang rupiah akan menjadi lebih aman dalam perdagangan dunia. Selain itu, urusan inflasi akan semakin teratasi dan bisa terhindar dari inflasi inti yang bisa terjadi.
Salma Team
Tim dukungan pelanggan kami yang berdedikasi siap memberikan dukungan lokal dalam 10 bahasa.